JAKARTA - Pemerintah mengharapkan semua pihak yang berniat mengirimkan bantuan kepada korban gempa di Manokwari dan Sorong agar melihatnya secara realistis dan proporsional.

"Semua pihak dipersilakan saja jika ingin membantu, akan tetapi jangan sampai menimbulkan kecemburuan sosial bagi masyarakat di pedalaman dan pesisir," ujar Kasubdit Tanggap Darurat Bencana Alam Departemen Sosial Andi Hanindito.

Dia mengungkapkan sampai rombongan menteri kembali ke Jakarta, kebutuhan makanan masih mencukupi. Selain itu, gubernur pada saat tanggap darurat memiliki kewenangan untuk mengeluarkan makanan pokok sebesar 100-200 ton dari Dolog setempat jika memang sangat diperlukan untuk korban gempa.

Begitu juga dengan walikota setempat yang memiliki kewenangan untuk mengeluarkan makanan pokok seberat 50-100 ton. "Sampai saat ini kewenangan tersebut belum digunakan, karena makanan pokok masih tercukupi tinggal bagaimana warga mengelola bantuan tersebut," papar Andi.

Selain harus realistis dan proporsional, kata dia, berbagai pihak yang akan memberikan bantuan juga dianjurkan agar berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat.

Hal ini juga untuk menghindari timbulnya masalah baru. Menurut Andi pemerintah tidak melarang dan mempersilakan, namun sekali lagi tetap realistis dan proporsional.

Sejauh ini berdasarkan data gubernur, terdapat korban meninggal dunia 1 orang berusia 10 tahun. Korban luka sampai saat ini sudah ditangani oleh tim medis. Korban luka secara bertahap sudah ditangani oleh Depkes, tapi belum ada angka pasti data korban secara keseluruhan.

Andi menambahkan kerusakan RSUD Manokwari hanya bagian depan. Namun demikian agar tidak menimbulkan masalah jika ada gempa dengan skala cukup besar, maka pihak rumah sakit sudah menyiapkan tempat darurat untuk para korban. Risikonya cukup besar jika menempatkan korban di bawah gedung yang retak.

0 komentar:

Caution : Wajib diklik

Followers

Caution : Wajib diklik