LAMPUNG - LSM WIldlife conservation society merilis lebih dari 50 hektar lahan perkebunan milik petani rusak akibat serangan gajah asal hutan kawasan taman nasional way kambas (TNWK).

Pengerusakan ini terjadi hampir tiap hari dalam priode bulan Agustus hingga Desember 2008. Selama kurun waktu tersebut, terjadi sedikitnya 44 kali serangan hewan langka tersebut terhadap lahan petani.

Semua lahan yang dirusak ini berada di 4 kecamatan di Kabupaten Lampung Timur, yaitu Kecamatan Braja Selebah, Way Jepara, Purbolinggo, dan Way Bungur.

"Hampir setiap malam petani bersama kami dan polisi hutan berjaga-jaga mengusir gajah tersebut," Kata Gio, anggota LSM WCS Rabu (17/12/2008) di Kantor WCS di Tanggamus.

Rata-rata lahan yang dirusak gajah tersebut adalah lahan jagung dan singkong. Selain merusak lahan warga, kawanan gajah liar yang berjumlah sekitar 50 ekor ini juga mulai mendekati tumah penduduk dan menumbangkan ratusan pohon pisang.

Selama ini, rusaknya kanal menjadi penyebab masuknya gajah ke kawasan petani selama hampir sepuluh tahunan. Sehingga, petani sangat berharap pemda kabupaten setempat dapat memperbaiki kanal yang menjadi pembatas antara TNWK dengan pemukiman dan lahan petani.

"Jika kanal yang menjadi pembatas tersebut baik, gajah tidak akan bisa memasuki areal pertanian milik warga karena tidak bisa menyebrang," Kata Gio.

Namun, tambah Gio, proposal yang diajukan petani belum direspons pemerintah. Terakhir, 50-an gajah ini menyerang lahan perkebunan milik petani akhir pekan lalu. Tak kurang dari 4 hektar lahan petani di Desa Tegal Yoso kecamatan Purbolinggo dirusak gajah selama kurang lebih 2jam sejam jam 21.00 malam.

Beberapa ekor gajah tersebut merupakan gajah yang berasal dari pusat latihan gajah way kambas, bukan gajah liar."Petani tidak bisa berbuat apa-apa. gajah-gajah tersebut terlalu banyak dan ganas," kata Gio.

0 komentar:

Caution : Wajib diklik

Followers

Caution : Wajib diklik