BAGI umat Katholik, Bunda Maria merupakan tokoh sentral. Bunda Maria menjadi satu ikon sehingga memiliki satu tempat khusus bagi umat untuk menghormatinya. Ya, Gua Maria adalah satu tempat ibadah bagi umat Katholik.
Biasanya tempat ini menyimpan kesakralan yang dilatarbelakangi kejadian unik, salah satunya adalah pemunculan Bunda Maria. Namun, tak semuanya demikian. Di Besokor, Weleri, Kabupaten Kendal, Di sana terdapat sebuah Gua Maria yang awalnya sebuah tempat perlindungan tentara Jepang.
Gua Bunda Maria Ratu Besokor. Itulah nama yang disematkan bagi tempat ibadah yang terletak kurang lebih 25 km dari Kota Semarang. Disekeliling tempat itu masih banyak menyimpan keasrian dan kesunyian. Sepanjang perjalanan dari Weleri menuju Gua Maria nampak alam pedesaan begitu kental terlihat.
Berada di punggung sebuah bukit, Gua Bunda Maria Ratu ini begitu teduh karena dinaungi pepohonan jati yang masih alami.
Bagaimana bisa sebuah gua Jepang menjelma menjadi tempat peribadatan umat Katholik? Berawal pada tahun 1987, ketika Romo Paroki St Martinus bersama umat lingkungan St Yusuf Besokor sedang mencari tempat yang nyaman, teduh dan hening untuk berdoa. Mereka berjalan-jalan disekitar lahan yang dikelola susteran setempat.
Saat itulah mereka menemukan sebuah gua yang merupakan bekas persembunyian tentara Jepang. Gua itu berupa lorong sepanjang 10 meter yang bermuara pada sebuah ruangan berdiameter 5 meter. Lalu mereka memutuskan mengunakan tempat itu sebagai lokasi berdoa karena sangat ideal digunakan untuk ibadah. Tak berapa lama kemudian ditempatkanlah di gua tersebut sebuah patung Bunda Maria.
Tak terlalu menunggu lama, gua itu ramai dikunjungi orang. Tak hanya umat Katholik yang singgah ditempat ini. Banyak pasangan muda mudi yang sengaja datang ke tempat ini untuk memadu kasih. Akibatnya gua Maria ini perlahan namun pasti menjadi kotor dan tak terurus.
Suasana sakralpun lantas tak lagi terlihat di tempat ini. Sempat juga ditemukan sejumlah alat kontrasepsi di lokasi ini. Puncaknya, suatu saat ada orang yang sengaja memenggal kepala patung Bunda Maria. Entah apa maksud dari perbuatan tak bertanggungjawab ini. Kondisi ini sangat meresahkan umat. Untuk menutupnya jelas tidak mungkin karena selama ini Gua Maria Ratu Besokor sangat berperan besar bagi pertumbuhan rohani umat Katholik di Weleri.
Sampai suatu saat Rm St Widyatmoko mendapatkan sebuah mimpi yang berisi bahwa tempat ini akan banyak dikunjungi orang untuk beribadah. Dari sinilah kemudian usaha-usaha untuk memperbaiki tempat ibadah kembali dilakukan. Diawali dengan doa pengusiran roh-roh jahat karena sebenarnya tempat ini adalah hutan yang sangat angker. Selain itu juga dibuatkan lagi sebuah patung Bunda Maria sebagai penganti patung yang sudah terpenggal bagian kepalanya.
Dana yang dibutuhkan untuk pembangunan yang dimulai pada Juli 2002 adalah Rp700 juta. Proyek itu selesai pada 1 Oktober 2002 dan diresmikan Uskup Agung Semarang Mgr Ignatius Suharyo Pr dan Bupati Kendal Hendi Boedoro pada 29 Juni 2003.
Sekarang Gua Bunda Maria Ratu Besokor semakin asri. Dilengkapi fasilitas sumber air bersih dan jalur Jalan Salib. Patung Bunda Maria sendiri sekarang sudah berdiri dengan anggun di atas gua Jepang. Gua peninggalan penjajahan Jepang tersebut sekarang sejatinya sudah runtuh. Namun kini telah diperbaiki dengan diperkeras dengan semen. Tak jauh dari lokasi Gua Maria sampai sekarang juga masih ada sebuah Gua Jepang. Namun kondisinya sangat memprihatinkan karena terbenam dalam tanah.
Itulah sekelumit cerita tentang Gua Bunda Maria Ratu Besokor yang selain menyimpan banyak mukjizat ternyata juga berlatar belakang sejarah panjang dan unik.
Selasa, 14 April 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar