JAKARTA - Mohammad Hasan alias Fajar Taslim mengaku rencana peledakan Kafe Bedudel di Padang, Sumatera Barat, atas perintah pemimpin Al-Qaida Osama bin Laden.

Taslim mengakui hal itu di hadapan majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan kemarin. Taslim merupakan salah satu terdakwa anggota jaringan teroris Palembang.

"Saya yang merancang itu (rencana peledakan). Kedatangan saya untuk melaksanakan perintah Osama bin Laden," kata Taslim. Pria bertubuh tinggi dan warga negara Singapura ini mengaku, bertemu dengan Osama saat belajar militer di Afghanistan beberapa tahun lalu.

Saat itu Osama menyampaikan untuk melawan Amerika Serikat (AS) yang telah kejam terhadap kaum muslimin. Berdasarkan apa yang disampaikan Osama, Taslim mengaku merancang pengeboman Kafe Bedudel.

Menanggapi pengakuan Taslim, Ketua Majelis Hakim Haswandi bertanya mengenai tujuan peledakan itu. "Apa tujuannya, apakah untuk membunuh?" tanya Haswandi.

Taslim mengungkapkan, peledakan itu sebagai bentuk balas dendam terhadap AS dan sekutunya. "Maksudnya sama dengan alasan Bom Bali I, yakni untuk balas dendam terhadap AS dan sekutunya atas kekejaman di Afghanistan dan Irak," tuturnya.

Setelah melakukan survei lokasi, Taslim menetapkan dua target peledakan yakni Kafe Bedudel dan Kafe Apache. Rencananya selaku eksekutor adalah Ki Agus Muhammad Toni. Bahkan,dia mengaku memilih Toni karena orangnya tidak banyak bertanya.

"Akhirnya, yang dipilih (target ledakan) Kafe Bedudel karena lebih ramai,"kata Taslim. Alasan lain rencana peledakan itu ialah ingin membuka mata AS agar memahami kenapa orang Indonesia melakukan pengeboman sehingga AS mengubah kebijakannya.

Berdasarkan dakwaan jaksa penuntut umum, terdakwa membatalkan peledakan kafe tersebut karena melihat ada beberapa perempuan berkerudung. Taslim mengaku tidak dapat mengukur daya ledak bom yang akan diletakkan di Kafe Bedudel. Pasalnya, dia mengaku tidak pernah membuat bom rakitan semacam itu. "Kami belum mengetahui kekuatan bom itu.Walaupun di Afghanistan pernah menggunakan bom seperti C4 dan TNT,"katanya.

Taslim juga mengakui sebagai perancang atas pembunuhan terhadap Dago Simamora, seorang guru SMP di Palembang yang menurutnya telah menyinggung siswi yang mengenakan jilbab di sekolah. Dia berdalih kesal dengan sikap Dago. Dia menganggap Dago telah melakukan pelecehan terhadap Islam.

Meski mengakui perbuatannya,Taslim terlihat tidak menyesal karena merasa berbuat sesuai dengan keyakinannya. Wahyudi dan Ali Mashyudi, dua terdakwa yang terlibat dalam aksi-aksi yang dirancang oleh Taslim, mengaku menyesali perbuatannya.

"Saya ingin menjadi warga negara yang baik,"kata Wahyudi. Selain itu,Taslim juga mengaku masuk ke Indonesia bersama Slamet Kastari, Ketua Jamaah Islamiyah (JI) wilayah Singapura.

Dia beberapa kali lolos dari penjara.Saat ini,dia dicari oleh kepolisian Singapura. Dia disebut-sebut terlibat dalam aksi terorisme seperti rencana peledakan Bandara Changi.

0 komentar:

Caution : Wajib diklik

Followers

Caution : Wajib diklik