JAKARTA - Peran wanita- wanita di Palestina sangat luar biasa karena terbiasa menghadapi kondisi perang. Wanita Palestina tidak segan untuk menganjurkan suami dan anak-anaknya berjihad di garis terdepan.
"Kami biasa berada di situasi perang. Harga diri kami tinggi dan kami saling tolong menolong. Enam orang anak saya didorong untuk maju ke medan perang," ujar Nadyamusa Abu Marzooq saat memberikan kesaksian di depan puluhan orang yang hadir dalam acara 'Malam solidaritas untuk perempuan & anak Palestina' di Balai Kartini, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Kamis (5/2/2009) malam.
Dia juga menceritakan kebanggaannya karena anaknya telah berhasil membunuh 19 orang Yahudi dalam sehari. Namun anaknya yang berumur 17 tahun saat pulang ke rumah tertembak oleh tentara zionis.
"Di saat anak saya berumur 17 tahun, dia berhasil membunuh 19 orang Yahudi dalam sehari. Namun anak saya mati syahid saat pulang ke rumah, tertembak tentara yahudi," terangnya.
Lebih lanjut istri Kepala Biro Politik Hamas itu menambahkan, wanita di Palestina juga tidak jarang menemani suami saat bertempur melawan tentara Yahudi dan meyakini jika tewas di medan perang akan mati syahid.
Di ujung kesaksiannya, Nadya menyebutkan bahwa perang di Palestina belum berakhir. Tetaplah turun ke jalan-jalan mendukung perjuangan Pelestina.
"Orang menilai perang di Palestina sudah berakhir, padahal belum berakhir. Jadi tetaplah turun ke jalan untuk mendukung pejuang palestina di jalur Gaza," pungkasnya.
Jumat, 06 Februari 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar