JAKARTA - Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane mengatakan, pencopotan Kapolda Sumut Irjen Pol Nanan Soekarna dan Kapoltabes Medan AKBP Aton Suhartono sudah tepat dilakukan. "Itu konsekuensi dari keteledoran mereka dalam mengantisipasi aksi massa di Sumut," ujarnya.
Dia berharap, dari pencopotan tersebut dapat menjadikan pelajaran bagi Kapolri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri dan Kapolda-kapolda lainnya.
"Pencopotan ini juga sudah sanksi yang berat," tukas Neta.
Dia berharap, kepada Kapolri untuk mengganti keduanya denga perwira yang berasal dari Sumut. Indonesia Police Watch menekankan, Kapolda Sumut berikutnya untuk memperkuat pola komunikasi dengan bawahannya dan mampu memperkuat intelejennya.
"Karena kejadian tersebut adanya komunikasi yang buruk, sebelum aksi demo ada massa yang berkumpul," ungkapnya.
Neta menambahkan, seharusnya dalam pengawalan aksi massa apalagi dalam jumlah ribuan, harus ada petugas yang siaga lengkap dengan water canon, kawat berduri di sekitar lokasi, dan APC Barakuda untuk pejabat yang akan dievaukusi.
Dia menambahkan, peristiwa ini juga sebuah tamparan bagi Kapolri. Sebelumnya, Presiden telah mengumpulkan para Kapolda dan Pangdam untuk meminta antisipasi potensi gangguan Kamtibmas, di daerah masing-masing menjelang pemilu.
IPW meminta, pengganti Kapolda Sumut nantinya harus melakukan pendekatan kepada tokoh-tokoh masyarakat dan mengkonsolidasi jajaran di Polda Sumut.
"Karena yang terjadi kemarin meruntuhkan semangat moral anggota dilapangan," ujarnya.
IPW berharap, kejadian ini tidak terulang di daerah lain. Neta menegaskan, apabila kejadian seperti ini terulang lagi, maka Kapolri lah yang harus segera mundur dari jabatannya.
"Kalau terulang lagi Kapolri harus segera mundur," pungkasnya.
Sabtu, 07 Februari 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar