JAKARTA - Putri mantan Menteri Luar Negeri (Alm) Adam Malik marah besar, ayahnya disebut sebagai salah seorang dari tiga agen Central Intelligence Agency (CIA) Amerika Serikat yang ada di Indonesia.
Kemarahan Antarini Malik terkait tulisan dalam sebuah buku berjudul Legacy of Ashes, the History of CIA atau Membongkar Kegagalan CIA karya Tim Weiner, yang diterbitkan pada tahun ini oleh salah satu penerbit di Jakarta.
"Itu tidak benar, fitnah. Masa Bapak dihargai USD10.000. Murah sekali perjuangannya. Kalau buku ditulis orang Barat, belum tentu (Adam Malik seorang agen). Banyak yang dituduh bukan saja bapak," ujar sang putri dari dua bersaudara ini, saat hadir dalam acara pemberian diklat juru kampanye nasional Partai Golkar di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta Utara. Minggu (23/11/2008).
Secara pribadi, Rini yang biasa disapa demikian, merasa kecewa dan tidak menampik akan melakukan segala upaya hukum kepada orang yang tidak bertanggung jawab menyebarkan isu fitnah yang menyebutkan almarhum ayahnya merupakan agen CIA.
"Keluarga marah, karena kami belum berkumpul semua. Anak bapak sekarang tinggal dua, dan tinggalnya jauh-jauh. Jadi kami belum bicarakan perihal melakukan penuntutan, belum sampai ke arah situ. Tapi bisa saja tidak menutup kemungkinan (upaya hukum)," papar anggota fraksi partai Golkar ini kepada wartawan.
Tak luput, Rini meminta jasa para pakar ilmuwan sejarawan, agar dapat membuktikan kebenaran. Sebaliknya pemerintah mampu menunjukkan pembuktian dengan mendasarkan pada bukti akurat.
Senin, 24 November 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar