BANDA ACEH - Masih ingat dengan kapal pembangkit tenaga listrik milik PLN yang terdampar di tengah pemukiman penduduk Kota Banda Aceh? Kapal yang terseret gelombang tsunami sekira lima tahun silam itu bernama PLTD Apung 1.

Kini kapal tersebut masih teronggok bisu di tempat yang sama, walaupun pemukiman penduduk sekitar yang sempat rata dengan tanah itu telah mulai ramai kembali.

Seperti pernah diberitakan media massa beberapa waktu silam, PLN sempat berniat mengembalikan kapal tersebut ke lautan. Namun pihak Pemprov Nanggroe Darussalam memiliki pemikiran lain.

Pemerintah setempat berencana menjadikan kapal tersebut sebagai monumen peringatan bencana tsunami yang pernah meluluhlantakan sebagian besar pemukiman penduduk tersebut.

Namun, hingga kini rencana itu belum juga terealisasi. Menurut staf Dinkes Banda Aceh, Surya, Pemprov NAD terkendala dana untuk membangun tempat bersejarah itu.

Sejauh ini, pemerintah NAD baru bisa membebaskan tanah warga di sekitar untuk mendukung pembangunan lokasi wisata tersebut.

Kondisi kapal besar itu semakin memprihatinkan. Walaupun belum terlihat rapuh, badan kapal mulai diselimuti karat dan tak terurus. Padahal, meski tidak resmi, wisatawan lokal maupun asing seringkali mengunjungi lokasi tersebut dengan antusias.

Karena pemerintah NAD tak juga mengurusi, pada akhirnya warga sekitar memanfaatkan kekosongan itu untuk mengalap rezeki.

Selain membuka lokasi usaha di sekitar kapal, beberapa warga lain bergantian menjaga kapal. Namun jangan salah, warga tidak mengenakan tiket masuk bagi wisatawan yang ingin menaiki kapal besar itu. "Warga sepakat untuk tidak mengenakan biaya untuk wisata tsunami," kata Surya.

Namun, lanjutnya, jika berkenan wisatawan dapat memberikan upah kepada warga sekitar yang menjadi pemandu wisata. "Itu seikhlasnya. Biasanya Rp3.000 sampai Rp5.000," ungkapnya.

Pembangunan wisata tsunami Kapal Apung dikabarkan akan didukung dana dari pihak asing. Dengan dukungan ini juga dikabarkan NAD akan memulai proyek ini pada 2010 mendatang.

Sementara pembangunan wisata tersebut berlarut-larut, monumen tsunami lainnya telah selesai dibangun. Salah satu contohnya, Museum Tsunami Aceh di Banda Aceh, yang dibangun dengan megah.

Dalam museum tersebut, terdapat rekaman peristiwa bencana besar yang memakan ribuan korban jiwa. Selain juga terdapat fasilitas lain. Seperti salah satunya ruang pertunjukkan teater.

Tak jauh dari museum terdapat Lapangan Persahabatan yang sebelumnya sudah dikenal sebagai monumen pesawat RI pertama yang dibeli atas dukungan dana dari rakyat Aceh. Dalam lapangan tersebut kini ditambahi simbol negara-negara yang ikut berjasa dalam rekonstruksi Aceh.

Di luar Banda Aceh masih terdapat monumen-monumen lainnya dengan tujuan sama, yakni sebagai monumen peringatan bahwa di Aceh pernah terjadi bencana besar yang memporakporandakan Tanah Rencong.

0 komentar:

Caution : Wajib diklik

Followers

Caution : Wajib diklik