ACEH - Para penumpang kapal kayu yang pagi tadi terdampar di Perairan Idi Rayeuk, Aceh Timur diduga merupakan etnis Rohingya seperti penumpang kapal yang terdampar pada 7 Januari lalu di Sabang, Aceh.

Dugaan ini muncul setelah salah satu korban yang bisa berbahasa Indonesia dan Inggris bercerita mengenai siapa mereka dan asal pelayaran mereka.

"Menurut pengakuan korban yang bisa berbahasa Indonesia itu, sebelumnya sempat singgah di Thailand dan ditangkap polair Thailand. Mereka sempat disiksa dan dipukuli di sana," ungkap Asisten III Kabupaten Aceh Timur Abdul Munir di Pelabuhan Kuala Idi, Aceh, Selasa (3/2/2009).

Abdul menambahkan, setelah ditangkap polair Thailand, sebanyak 220 penumpang itu dicampakkan ke laut dan mesin kapal diangkat. "Bahan makanan diangkat dan mereka dilepas di laut," tuturnya.

Masih menurut pengakuan penumpang kapal, mereka terdampar di laut selama 21 hari di atas kapal kayu sederhana berukuran 15x3 meter. Di antara semua penumpang yang merupakan pria dewasa, terdapat satu orang anak laki-laki berusia 13 tahun.

Seperti diketahui, pada 7 Januari lalu sebuah kapal layar yang mengangkut sebanyak 193 warga negara Myanmar dan Bangladesh ditemukan nelayan terdampar di perairan antara Pulau Seulako dan Pulau Rondo atau sekira dua mil laut dari Dermaga Lanal Sabang, Aceh.

Mereka diketahui merupakan etnis Rohingya yang berlayar menuju Thailand, Malaysia dan Indonesia untuk mengungsi ataupun mencari pekerjaan.

Namun pemerintahan Myanmar sempat membantah bahwa etnis tersebut warga Myanmar, melainkan warga Bangladesh.

Hingga kini, petugas maish terus mencari tahu mengenai identitas mereka.

0 komentar:

Caution : Wajib diklik

Followers

Caution : Wajib diklik