TERNATE - Kendala transportasi khususnya perhubungan udara telah menggagalkan rencana The Wallace Foundation untuk menggelar sebuah konfrensi Wallace se-dunia yang sedianya dilangsungkan di Ternate pertengahan Desember ini.
"Acara ini bakal dihadiri para ahli dari berbagai negara sedunia. Setelah kami pelajari, Ternate memang layak namun karena masalah transportasi udara, lokasinya kami pindahkan ke Makassar pada pertengahan Desember ini," kata Chairman The Wallace Foundation, Prof Sangkot Marzuki dalam keterangan persnya, Minggu (30/11/2008) siang di restoran Pondok Katu, Ternate.
Meski gagal, namun sebagai penghormatan bagi Ternate yang merupakan kota tempat Alfred Russel Wallace menemukan jawaban atas segala pertanyaan tentang tujuan penelitiannya, pihak penyelenggara bersama LIPI tetap akan menggelar pra symposium yang intinya diharapkan menjadi rumusan utama pada konfrensi se-dunia itu.
"Kami sendiri sesali akan minimnya fasilitas itu sehingga gagal mengelar di sini. Padahal kita berharap bisa menggelar di Ternate. Namun paling tidak, harapan kami dari pra simposium yang akan digelar di sini, ada sesuatu yang akan kita bawa ke Makassar," kata Sangkot yang ditemani pakar Puslit Biologi LIPI, DR Deny Darmaedy selaku ketua tim pengarah konfrensi tersebut.
Dipilihnya Makassar, bukan Bali atau Jawa, pun tak lepas dari lokasi tempat penelitian Wallace. "Sebagai kawasan Garis Wallacea (Sulawesi, Maluku-Maluku Utara dan Nusa Tenggara), Makassar pun jadi tempat penelitiannya sehingga memang cukup layak," ujar Marzuky beralasan.
Dari konfrensi itu sendiri diharapkan dapat membuka mata dunia tentang fakta sejarah bahwa Alfred Russel Wallace adalah bagian dari teori evolusi yang dicetuskan Charles Dawin.
"Mungkin bagi para ahli, Wallace sudah sejajar dengan Darwin, namun bagi kalangan bawah hal ini masih harus disosialisasi lebih jauh karena orang-orang terlanjur tahu bahwa Darwin-lah pencetus teori tersebut. Padahal Darwin baru merumuskan itu sebulan setelah menerima kiriman makalah yang dirumuskan Wallace di Ternate," tambah Marzuky yang juga Presiden Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) itu.
Senin, 01 Desember 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar